Mutiara itu kembali berjatuhan
Aku masih ingat dua hari yang lalu
Tepatnya pukul 11.00 hingga subuh
menjemput
Mutiara itu terus jatuh dan membasahi
pipimu
Aku tak tenang melihat dirimu tersiksa
Hanya karena seorang pecundang
Aku tak mungkin mencegahmu
Air mata itu dengan sendirinya akan
menyembuhkan lukamu
Suatu saat kamu akan menyadari bahwa dia
memang bukan untukmu
Tuhan masih sayang padamu
Hingga ia merelakan orang yang kamu
syang pergi darimu
Tuhan punya maksud lain
Tuhan akan membahagiakanmu dengan
memasangkan tulang rusukmu dengan tulang rusuk orang yang benar-benar
mencintaimu
Air mata itu akan tenggelam dan
kebahagiaan akan datang menjemputmu
Makassar, 03 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar